LAPORAN PRAKTIKUM MIKROORGANISME
PERCOBAAN III
ISOLASI BAKTERI
OLEH :
NAMA :
JUMAING
STAMBUK :
FI CI 10 020
KELOMPOK :
II (DUA)
ASISTEN Wd.
FITRIA SAKINAH
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara
umumnya diketahui bahwa mikroba
yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Jarang sekali
kita temukan mikroba di alam yang hidup hanya satu
spesies atau spesies tunggal. Dengan
demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah
dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba
maka langkah yang pertama harus
dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum
dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu
suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies.
Mikroorganisme
merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik itu terdapat ditanah, air maupun
udara. Maka dari itu harus dilakukan isolasi maupun permurnian agar kita bisa mendapatkan
mikroorganisme (bakteri) tersebut dalam keadaan murni. Populasi yang besar dan
kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubuh manusia termasuk dimulut,
saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan
atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur
murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya
berasal dari pembelahan dari satu seltunggal. Kultur murni atau biakan murni
diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan
mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural,
morfologis, fisiologis,maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri
dari satu macam mikroorganisme saja.
Maka dari itu pada praktikum ini kita akan mengetahui
dan menguasai teknik isolasi mikroba dari wadah yang satu dengan wadah
yang lain sehingga kita dapat membiakkan
dan menumbuhkan mikrooorganisme (bakteri) yang murni.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimana cara mengisolasi mikroba ?
2.
Bagaiman cara memindahkan biakkan
mikroba(bakteri) dari wadah satu ke wadah yang lain ?
C.
Tujuan
Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui dan memahami teknik
pengisolasian mikroba.
2.
Untuk memindahkan biakkan mikroba dari wadah yang satu ke wadah yang
lain, agar tidak tercampur dengan bakteri yang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Media adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan
mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya
mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat, antara lain: harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan
pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung
zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan
steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan
baik (Michael, 2005).
Dikenal beberapa cara atau
metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang
paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang
didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies
individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis
sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode
mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk
mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan
mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro,
2005).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat,
sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Kabupaten Tuban yang
berada di jalur pantai utara memiliki areal pertambakan yang cukup luas yaitu
697,30 Ha dan sawah tambak seluas 2.124,04 Ha. Salah satu kawasan pertambakan
di Kabupaten Tuban adalah Kec amatan Jenu dengan luas lahan sekitar 183,10 Ha Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri patogen di per airan pantai
Jenu dan kawasan tambak di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban , melakukan isolasi
terhadap bakteri patogen tersebut dan mengetahui karakteristik bakteri patogen
tersebut. Penelitian menggunakan metode survei, dimana perairan pantai kawasan
desa Sugihwaras Kecamatan Jenu dijadikan sebagai daerah pengamatan , kemudian
dilakukan analisis mikrobiologis dan fisiologis melalui uji biokimia . Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel air laut yang diambil pa da 1 m, 10
m dan 100 m dari batas pantai , ditemukan tujuh isolat bakteri yang termasuk golongan bakteri patogen ( Staphylococcus
aureus, Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas pseudomelle, Enterobacter
aglomerans dan Vibrio Chorela) dan bakteri non patogen (Nitrobacter
sp dan Bacillus subtilis)(Rahmaningsi
at al., 2012).
Karakterisasi
mikroba dalam air pendingin sekunder gas-gas. Telah diperoleh hasil identifikasi
karakteristik bakteri yang terkandung dalam air sistem pendingin sekunder
RSG-GAS berdasarkan sifat-sifat morfologi sel, sifat-sifat fisiologi sel dan
respon terhadap reaksi karbohidrat serta dihitung jumlah koloni bakteri dengan
metode total plate count. Sampling air dilakukan pada beberapa tempat
antara lain di kolam pendingin sekunder (1), setelah lewat kran (2), seteleh
sistem penukar panas (3), dan air masuk ke kolam pendingin setelah lewat kran
(4). Sampel dianalisis secara mikrobiologi menurut prosedur Bergey’s Manual.
Berdasarkan hasil isolasi, telah teridentifikasi adanya spesies bakteri
pereduksi sulfat dari species desulfococcus multivoran. Masing-masing,
lokasi (1) mengandung 7,4 x 104 cfu/ml, lokasi (2) 6,9 x 104 cfu/ml,
lokasi (3) 2,8 x 104 cfu/ml, dan lokasi (4) 1,9 x 104 cfu/ml.
Hasil analisis dari keempat lokasi diperoleh bahwa kandungan bakteri masih
dibawah spesifikasi air pendingin sekunder yaitu <106 cfu/ml.
Ukuran mikro partikel bakteri 0,5 μ masih mampu lolos dari sistem filtrasi air pendingin
kecuali memakai filter bakteri semi permeable berukuran 0,22 μ.
Keberadaan bakteri pereduksi sulfat yang terakumulasi membentuk lapisan dapat
menimbulkan biokorosi dan pada suatu saat dapat menurunkan kemampuan sistem
pertukaran panas(Karliana et al., 2008
).
Metanogenesis
yang terjadi dalam sistem rumen memberikan pengaruh yang merugikan terhadap
hewan ruminansia dan lingkungan atmosfir. Pencegahan pembentukan gas metan
melalui jalur reduksi gas karbondioksida oleh gas hidrogen telah dilakukan secara
mikrobiologis. Pendekatan yang dilakukan diawali dengan tahap isolasi bakteri
dari rumen domba (IBD) dan kerbau (IBK) dengan menggunakan media asetogen
pengguna karbonmonoksida. Selanjutnya perbanyakan isolat digunakan medium
biakan bakteri anaerob standar dalam penyiapan sediaan inokulum untuk fermentasi
substrat (rumput Raja) yang diinkubasi pada suhu 390C selama 48 jam. Cairan
rumen domba segar (CRDS) digunakan sebagai pembanding. Parameter utama yang
diukur adalah produksi gas CO2, CH4, dan komposisi asam-asam lemak volatil
(VFA). Parameter lainnya yang diukur adalah pH, N-NH3, populasi bakteri, dan in
vitro DMD. Data hasil percobaan dianalisis dengan menggunakan rancangan
acak lengkap. Hasil pengamatan morfologis menunjukkan bahwa sel IBD berbentuk
oval pleomorfik dengan tipe Gram negatif dan sel IBK memperlihatkan bentuk
batang dengan tipe Gram negatif. Dibandingkan CRDS, persentase volume gas CH4 dalam
volume total gas yang dihasilkan oleh IBD lebih rendah, namun tidak berbeda
nyata (29,47 vs. 33,07%), dan IBK lebih rendah secara sangat nyata
(P<0,01) (24,29 vs. 33,07%). Rasio asetat/propionat hasil fermentasi oleh
IBD dan IBK menunjukkan
perbedaan yang sangat nyata
(P<0,01) dibandingkan CRDS yakni berturut-turut (3,55 dan 3,79) versus 2,43.
Disimpulkan dari percobaan ini bahwa isolat yang diperoleh mampu menekan
metanogenesis secara efektif, dan spesies bakteri isolat IBD dan IBK
diindikasikan bersifat homoasetogenik (Thalib et al., 2004).
Dalam rangka meningkatkan
jumlah bakteri asam laktat, terutama bifidobakteria dalam saluran pencernaan,
prebiotik harus berada dalam makanan yang dikonsumsi. Produksi bakteri asam
laktat dan asam organik lainnya oleh bakteri asam laktat dan bifidobakteria
tergantung pada metabolisme karbohidrat sebagai substrat yang tidak terserap
pada saluran pencernaan bagian atas sebelum mencapai usus besar atau kolon.
Beberapa prebiotik seperti inulin dan oligosakarida kedelai diisolasi dari
sumber alami. Beberapa jenis bahan pangan yang banyak terdapat di Indonesia
berpotensi sebagai sumber prebiotik, misalnya ubi jalar. Penelitian yang
dilakukan oleh Nuraida et al. (2004) menunjukkan bahwa oligosakarida ubi jalar
berpotensi sebagai prebiotik dengan mendukung pertumbuhan Lactobacillusdan
Bifidobacteriayang diketahui dapat bertahan dalam saluran pcnccrnaan.
Ekstrak oligosakarida ubi jalar pulih varietas Sukuh mampu mendukung
pertumbuhan Lactobacillusdan Bifidabacterialebih baik dari pada
ekstrak yang diperoleh dari ubi jalar merah (Nuraida et al., 2006).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 20
Oktober 2012 pada pukul 11.00 – 14.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Kimia
Universitas Haluoleo Kendari.
B.
Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang
digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, gelas kimia, korek
api, cawan petri, pipet tetes, ose-ose, autoklaf, tabung NB, objek gelas dan
mikrometer.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah
media padat NA, media padat PDA, media cair PDA, media cair NA, sampel air
dan alkohol.
C.
Prosedur Kerja
1. Memindahkan Biakan Bakteri Pada
Media Cair
|
2. Isolasi Bakteri dalam Cawan Cores
1. Media Padat NA
|
|
Koloni Bakteri
1. Media Padat PDA
|
|
Koloni Bakteri
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1. Media Cair PDA dan NA
2. Media Padat PDA
3. Media Padat NA
B. Pembahasan
Ada beberapa metode dalam
mengisolasi mikroba bakteri, fungi dan khamir (mikroorganisme) yaitu dengan
menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran dan
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah teknik cawan
dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu
mengencerkan organism sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat
dipisahkan dengan lainnya. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari
teknik-teknik di dalam pengisolasian mikroba beserta pemurniannya. Sampel tanah
yang digunakanuntuk mendapatkan mikroba adalah sampel tanah kebun dan tanah
disekitar sampah.Sedangkan sampel air yang digunakan adalah sampel air kemasan
danair sungai. Dilakukan serangkaian pengenceran pada sampel untuk mengisolasi
bakteri dari tanah/benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut atau zat
cair.
Pengenceran ini bertujuan
untuk mempermudah dalam perhitungan dalam jumlah koloni mikroba yang tumbuh,
baik warna maupun karakteristik lainnya. Dari hasil praktikum dapat diketahui
bahwa bentuk, tepian,warna dan elevasidari bakteri dan fungi. Untuk bakteri,
bentuknya ada yang bundar, rizoid,tidak beraturan dan menyebar dengan yang
tepian siliat, berlekuk, bercabang,berombak dan licin. Warna yang dapat dilihat
dari koloni bakteri pada sampel air ini adalah semua berwarna putih susu dan
elevasi pada semua sampel air ini adalah datar dan ada pula yang cembung. Akan
tetapi terdapat sekitar dua sampel air yang tidak terkontaminasi oleh bakteri.
Koloni-koloni yang telah
ditemukan pada masing-masing medium kemudian diidentifikasikan morfologinya
yaitu bentuk luar, warna, struktur dalamkoloni, tepi koloni, elevasi serta
jumlah koloninya.Pada masing-masing media sendiri terdapat keanekaragaman dalam
morfologi tersebut. Koloni bakteri dapat dengan mudah dibedakan dari koloni
lainnya dengan adanya penampakan umum berupa lender dan agak mengkilap. Bakteri
adalah salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan memiliki bentuk yang
beragam.Pada umumnya bakteri berhubungan dengan makanan. Adanya bakteri dalam
bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau
menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan
fermentasi yang menguntungkan.
Praktikum kali ini adalah mempelajari
teknik isolasi mikroba. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk
menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme
dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang murni. alaminya
Di kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam
bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam
bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh
karena itu, pengisolasian ini dilakukan.
Pada percobaan ini dalam
mengisolasi mikroba, dilakukan dengan cara teknik. Dimana teknik goresannya
dilakukan dalam cawan petri dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya
dipanaskan pada api bunsen lalu dicelupkan pada alkohol untuk sterilisasi
jarumnya. Goresan diberikan sangat tipis sekali pada permukaan atas medium dalam
cawan petri secara zig-zag.
Pengisolasian ini dilanjutkan dengan
pembuatan medium tempat mikroba ini nantinya akan tumbuh atau dengan kata lain
membuat habitus sintetisnya. Medium ini terlebih dahulu
disterilkan dengan cara melidah-apikan mulut botol tempat penyimpanan
medium agar tersebut. Begitupun dengan cawan petri itu sendiri. Sebelum semua prosedur kerja dilakukan
terlebih dahulu tangan harus disterilkan menggunakan alcohol 70% yang
disemprotkan ke seluruh permukaan tangan.
Dalam perlakuan pengisolasian mikroba,
hanya satu jenis mikroba yang digunakan yakni bakteri dan dua media pula yang
digunakan untuk habitat pertumbuhan bakteri tersebut yakni medium NA dan medium
PDA. Dimana medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta
kultur bakteri. Sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan fungi jenis
kapang. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik
inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan
bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama
kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk
bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang
lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril
dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu
inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas
api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini
menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat
pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam
lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan.
Setelah
diinkubasi selama 48 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba pada medium NA dan
medium PDA. Tetapi pada laporan ini saya tidak menjelaskan berapa jumlah koloni
yang terbentuk pada medium NA dan pada medium PDA. Hal ini disebabkan karena
hasil pemotretan gambar pada hasil pengamatan tidak jelas, sehingga
membingungkan untuk menjelaskan jumlah koloni bakteri yang terbentuk.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
percobaan yang dilakukan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Teknik isolasi
mikroorganisme adalah suatu usaha untuk
menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh
biakan murni. Biakan murni yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi dengan
mikroba lainnya.
2. Teknik yang digunakan untuk teknik
isolasi mikroba adalah teknik goresan, yaitu metode goresan radian, langsung
dan kuadran.
3. Medium yang digunakan untuk biakkan
murni adalah medium NA untuk biakkan bakteri dan medium PDA untuk biakkan
kapang.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala
(Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.
J.Pelczar Michael, 2005, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jakarta
: UI-Press.
Karliana Itjeu dan Sunnayo Gani Rina, 2008, Karajterisasi
Mikroba Dalam Air Pendingin Skunder RSG-Gas, Jurnal Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nukli, Vol. 12 (3).
Nuraida Lilis, Palupi Nurhoni Sri, Putri Dian Ekasari dan
Widyanti Ni Wayan Y., 2006, Potensi Talas (Colucosia Esculenta (L) Schott) dan
Sukun (Artocorpus Altilitis (Park) Fosberg) Untuk Mendukung Pertumbuhan Bakteri
Asam Laktat Probiotik, Jurnal Sminar
Nasional PATPI, Jakarta.
Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari.
Rahmaningsi Sri,
Wilis Sri dan Mulyana Achmad, 2012, Bakteri Potogen dari Perairan Pantai dan
Kawasan Tambak di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban, Jurnal Ekologia, Vol. 12
(1).
Thalib Amilius,
Widiawati Y., dan Hamid H., 2004, Uji Efektif Isolasi Bakteri Hasil Isolasi
Mikroba Rumen dengan Media Asetogen sebagai Inhibutor Metanogenesis, JLTV, Vol. 9 (4).
jelek bnar laporan praktikum nya
BalasHapus