TERMOKIMIA
A.
Tujuan Percobaan
Tujuan dalam melakukan percobaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan
kalor penguapan zat cair yang mudah menguap
2. Menentukan
kalor penguapan karbon tetraklorida (CCL4).
B. Landasan Teori
Kajian tentang kalor yang dihasilkan
atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut temokimia. Termokimia merupakan
cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya membentuk sistem.
Jadi kita dapat mengukur (secara tak langsung, dengan cara mengukur kerja atau
kenaikan temperatur) energi yang dihasilkan oleh reaksi sebagai kalor yang
dikenal sebagai q, beragntung pada
kondisinya apakah dengan perubahan energi dalam atau perubahan entalphi.
Sebaiknya, jika kita tahu ∆U atau ∆H suatu reaksi, kita dapat meramalkan jumlah
energi yang dihasilkannya sebagai kalor (Daniels, 1979).
Termokimia
merupakan cabang kajian tentang kalor yang dihasilkan atau yang dibutuhkan oleh
reaksi kimia. Termokimia merupakan cabang termodinamika, karena dalam prosesnya,
tabung reaksi dan isinya membentuk sitem. Jadi, kita dapat mengukur energy yang
dihasilkan oleh reaksi sebagai q, bergantung pada posisinya atau kondisisnya,
apakah dalam perubahan energy atau perubahan entalpi. Sebaliknya jika kita tahu
ΔU atau ΔH suatu reaksi, maka kita dapat meramalkan jumlah energi yang
dihasilkan sebagai kalor (Atkins, 1999).
Molekul dengan
energi kinetik rata-rata dapat mengalahkan gaya tarik dengan molekul
disekitarnya dan lepas dari permukaan cairan keadaan gas atu uap. Gejala ini
dinamakan penguapan. Kecendrungan suatu cairan untuk menguap akan membuat
meningkatnya gaya-gaya intermolekul dalam cairan cenderung menurunkan penguapan
(Petrucci, 1987).
Besarnya energy bebas
standar, entalpi dan entropi masing-masing adalah ΔG = 1,23 V, ΔH = 285,85
KJ/mol dan ΔS = 70,08 kJ/mol. Energi bebas sebesar 1,23 V merupakan tengangan
bolak balik yang menyatakan tengangan minimal yang diperlukan untuk dapat
berlangsungnya reaksi. Total energi (ΔH) yang diperlukan agar reaksi dapat
energy listrik, energi panas atau gabungan dari keduannya. Menurut
termodinamika, ΔH bisa diperoleh dengan rumus ΔG = ΔH – TΔS, karena ΔS positif
maka kerja yang diperlukan dari energi listrik (ΔG) dapat diturunkan dengan
mengoprasikan proses pada suhu yang lebih tinggi (Salimy, et., 2008).
Terjadinya reaksi
termokimia pada bahan bakar tersebut, baik reaksi eksotermik maupun endotermik
yang mana akan menyebabkan peleburan matrik Al. Kemudian lemburan matrik Al
tersebut berinteraksi dengan inti elemen bakar membentuk senyawa baru. Senyawa
baru tersebut akan mempengaruhi unjuk kerja bahan bakar didalam reactor yaitu
penyebab terjadinya penggembungan bahan bakar karena memperbanyak produk fisi.
Sebenarnya kondisi reactor riset hanya berkisar pada temperatur 140oC,
sehingga kemungkinan lepasnya energi reaksi termokimia U3O8-Al dan UMo-Al tidak
akan terjadi kecuali bila terjadi kecelakaan LOCA (Lost of Cooling
Accident)(Ginting, 2006).
Tujuan dari penelitian ini digunakan untuk
mengetahui sifat-sifat termal agar dapat menjadi masukan kepada pembuat bahan
bakar reaktor riset untuk mendesain bahan bakar jenis molybdenum. Sedangkan
sifat-sifat termal paduan UMo dan UMoSi yang akan dianalisis berkaitan dengan
kesetabilan panas, entalpi dan temperatur reaksi termokimia (Yanlinastuti, et
al, 2009).
Reforming merupakan proses
termokimia yang umum dipakai pada industri yang memproduksi hidrogen. Proses steam
reforming melibatkan reaksi metana (atau gas alam) dengan kukus pada suhu
tinggi. Ada 2 reaksi utama yang terjadi pada proses steam reforming.
Yang pertama, reaksi reforming yang merupakan reaksi sangat endotermis
yang terjadi pada suhu tinggi menggunakan katalisator. Reaksi kedua adalah shift
reaction, merupakan reaksi eksotermis yang bertujuan untuk mengontrol
kuantitas produk yang diinginkan (Salimy, 2008).
Kategori proses pendinginan yang
menimbulkan peristiwa pendidihan pada peristiwa SA dapat dimasukkan kedalam
proses pendidihan kolam (pooling boiling), meski selama pendinginan telah
terjadi aliran air yang diakibatkan oleh gaya gravitasi. Analisis terkait
peristiwa pendidihan dilakukan berdasarkan kurva pendidihan (boiling curve).
Ini diperoleh melalui perhitungan fluks kalor menggunakan data temperature
transient yang terukur selama experiment. Perpindahan panas pendidihan
didefenisikan sebagai model perpindahan panas yang melibatkan perubahan fasa
dari fasa cair menjadi fasa uap (Juarsa et
al., 2007).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini
adalah sebagai berikut :
Termometer
Gelas kimia 400 mL
Tutup krus porselen
Pipet tetes
Stopwatch
Pemanas (hot plate)
Statif dan klem
2.
Bahan
Bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
Ø Larutan
CCl4
Ø Air
krant (Air biasa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar