Sabtu, 16 Juni 2012

Berbagai Dampak Asap Knalpot


Tahukah anda bahwa asap knalpot menyumbang 26 persen dari total emisi di Indonesia. Menurut data Bappenas, setiap kali kendaraan mengeluarkan asap, sekitar 1.000 unsur beracun yang terkandung di dalamnya yang turut mengotori udara . Hal ini tidak hanya memicu penyakit fisik, tapi polusi yang berasal dari asap knalpot juga bisa memicu penyakit mental, yaitu sifat agresif dan gelisah. Bukan hanya itu saja polusi ini juga dapat menyebabkan bertambahnya angka kematian yang diakibatkan oleh racun-racun tersebut. Hal ini karena pada asap kendaraan terdapat berbagai jenis bahan kimia yang dapat merusak sel-sel otak dan  mengakibatkan penyaikit kronis, seperti penyakit kanker dan infeksi saluran pernafasan/paru-paru.
Menurut data penelitian dari Cairo University menemukan perilaku agresif dan gelisah pada tikus percobaan yang diberi paparan asap beracun dari bensin. Tikus – tikus  yang mengirup asap tersebut berubah menjadi sangat agresif, saling mencakar dan bertarung satu sama lain karena setelah dianalisis, otak tikus yang menghirup bahan kimia dari bensin ternyata mengalami kerusakan sel. Tak heran jika melihat dari percobaan tersebut kerap kali orang-orang yang terjebak macet lebih cenderung cepat emosi karena terlalu banyak menghirup racun-racun yang terkandung pada asap kendaraan.
Timbal adalah salah satu zat kimia yang terkandung pada asap kendaraan tersebut,  Timbal (Pb) sebagai salah satu komponen polutan udara yang mempunyai efek toksik yang luas pada manusia dan hewan dengan mengganggu fungsi ginjal, saluran pencernaan, dan sistem saraf pada remaja, menurunkan fertilitas, menurunkan jumlah spermatozoa, dan meningkatkan spermatozoa abnormal dan aborsi spontan. Selain dapat menurunkan Intellegent Quotient (IQ) pada anak – anak , dapat juga menurunkan kemampuan berkonsentrasi, gangguan pernapasan, kanker paru–paru dan alergi. 
Timbal secara umum dikenal dengan sebutan timah hitam, biasa digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin. Berfungsi, selain meningkatkan daya pelumasan, juga meningkatkan efisiensi pembakaran. Sehingga kinerja kendaraan bermotor meningkat. Bahan kimia ini bersama bensin dibakar dalam mesin. Sisanya ± 70% keluar bersama emisi gas buang hasil pembakaran. Dan timbal yang terbuang lewat knalpot itu adalah satu diantara zat pencemar udara. Timbal banyak digunakan oleh industri otomotif, karena setiap tambahan 0,1 gram timbal/liter mampu meningkatkan oktan sebesar 1,5 hingga 2 satuan. 
“Tiap harinya, jutaan orang terkena dan menghirup asap hasil pembakaran bensin (gasolin). Mulai dari saat mengisi bensin hingga terkena asap kendaraan di jalanan,” ujar Amal Kinawy, seorang peneliti seperti dikutip dari Telegraph.
Hal ini sangat disayangkan bila dibiarkan terus – menerus dan tidak ada tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah ini, khususnya di daerah Jakarta dan sekitarnya. Kota yang terkenal akan kesibukan dan kemacetannya. Mungkin untuk saat ini hal tersebut tidak begitu terasa tapi beberapa tahun yang akan datang semua itu akan terasa jika masalah pencemaran udara yang berasal dari asap kendaraan terus dibiarkan dan kita seolah – olah menutup mata akan hal tersebut. So, mari kita jaga bumi kita agar kelak anak dan cucu kita tidak merasakan imbas dari pencemaran udara ini. (Rumichnoverryza) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar